LOGO kediri
Beranda > Artikel > Mitos & Fakta Seputar Kesehatan Gigi Dan Mulut
Artikel

Mitos & Fakta Seputar Kesehatan Gigi dan Mulut

Posting oleh puskesmasgerunglobar - 14 Sep. 2021 - Dilihat 685 kali

#12SeptemberHariKesehatanGigidanMulutNasional

Mitos 1 :

Menyikat gigi dengan bulu sikat yang keras dan kuat dapat membuat gigi kita lebih bersih

Faktanya : Menyikat gigi dengan bulu sikat yang keras dan dengan tekanan yang kuat dapat merusak lapisan gigi. Lapisan email gigi dapat terkikis sedikit demi sedikit sehingga gigi pun terabrasi. Semakin tipis lapisan email gigi dapat menyebabkan gigi mudah terasa linu. Contoh nyata dalam kehidupan sehari-hari yang mungkin dirasakan adalah adanya cekungan pada gigi di atas gusi yang terasa linu sekali saat anda minum minuman dingin ataupun saat terkena angin. Bila merasakan hal tersebut sebaiknya berhati-hati dalam pemilihan bulu sikat gigi dan tekanan saat menyikat gigi. Pilihlah bulu sikat yang lembut dan gunakan tekanan ringan sewajarnya saat menyikat gigi untuk mencegah terkikisnya lapisan email gigi dengan arah menyikat dari gusi ke gigi.

Mitos 2 :

Gusi berdarah saat menyikat gigi itu hal yang normal

Faktanya : Gusi mudah berdarah saat menyikat gigi menandakan adanya peradangan pada gusi. Gusi yang sehat berwarna merah muda, bentuknya mengikuti kontur gigi, permukaannya kesat, dan tidak mudah berdarah. Sebaliknya, gusi yang meradang akan terlihat lebih merah, bengkak, permukaannya licin, dan mudah berdarah. Peradangan pada gusi biasanya menandai adanya karang gigi yang menumpuk di dalam celah gusi dan gigi. Bila dibiarkan, akan menyebabkan peradangan semakin meluas ke dalam mengenai tulang pendukung gigi dan selanjutnya dapat menyebabkan kegoyangan gigi. Bila hal ini terjadi, sebaiknya segera periksa ke dokter gigi dan melakukan perawatan pembersihan karang gigi.

Mitos 3 :

Sikat gigi langsung setelah selesai makan itu baik

Faktanya : Sebaiknya tunggu kurang lebih 30 menit setelah makan baru menyikat gigi. Dimana, suasana dalam rongga mulut menjadi asam setelah makan dapat membuat lapisan email gigi lebih mudah terlarut sehingga tidak disarankan untuk langsung menyikat gigi segera setelah selesai makan. Ada baiknya sikat gigi dilakukan setelah 30 menit untuk memberikan waktu kepada air liur untuk menetralkan suasana asam dalam rongga mulut atau dapat juga dibantu dengan berkumur air sebelum menyikat gigi.

Mitos 4 :

Semakin banyak pasta gigi yang digunakan maka gigi kita akan semakin bersih

Faktanya : Semakin banyak pasta gigi yang digunakan tidak berpengaruh pada kebersihan gigi. Gunakanlah pasta gigi yang secukupnya, untuk orang dewasa cukup gunakan pasta gigi kira-kira sebesar kacang polong dan untuk anak-anak kurang dari 3 tahun cukup diberikan selapis tipis atau kira-kira sebesar biji beras. Terlalu banyak menggunakan pasta gigi yang mengandung bulir bahan abrasif dapat mengikis permukaan gigi.

Mitos 5 : Gigi yang sehat adalah gigi yang berwarna putih

Faktanya : Warna gigi sehat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor usia, kebiasaan merokok, pola makan dan minum sehari-hari. Gigi yang sehat adalah gigi yang tidak berlubang dan tidak mengalami kegoyangan. Anda patut mencurigai bila gigi tampak berwarna kehitaman yang mungkin menandakan adanya lubang pada gigi.

Mitos 6 : Sakit gigi dapat disembuhkan hanya dengan minum obat antisakit (analgetik)

Faktanya : Obat antisakit (analgetik) hanya dapat menghilangkan rasa sakit gigi sementara saja. Bila penyebab utama yang membuat sakit gigi tidak dihilangkan maka sakit gigi akan kembali muncul. Segera periksakan gigi bila terasa sakit yang terus menerus.

Mitos 7 : Jika sakit gigi, lebih baik gigi langsung dicabut saja

Faktanya : Pencabutan gigi adalah perawatan gigi paling terakhir yang akan dipilih oleh dokter gigi. Jika gigi masih dapat dirawat dan dipertahankan tentunya dokter gigi akan menyarankan untuk dilakukan perawatan pada gigi tersebut.

Mitos 8 : Mencabut gigi dapat menyebabkan kebutaan

Faktanya : Saraf gigi dan saraf mata berasal dari cabang yang berbeda. Mata dipersarafi oleh saraf optalmikus sedangkan gigi dipersarafi oleh saraf maksilaris dan mandibularis. Sehingga tidak perlu khawatir bila dilakukan tindakan pencabutan gigi.

Mitos 9 : Gigi ibu hamil akan mudah keropos karena kalsium dalam gigi diambil untuk kebutuhan bayi

Faktanya : Kalsium dalam gigi ibu hamil tidak diambil untuk kebutuhan bayi. Seringkali kita mendengar cerita mengenai ibu yang karena sedang hamil merasa giginya sering linu, mudah berlubang, dan mudah keropos. Hal ini lebih disebabkan karena kebiasaan ibu hamil yang lebih sering mengonsumsi makanan manis dan merasa mudah mual sehingga malas menyikat gigi. Hal tersebut menyebabkan kondisi dalam rongga mulut dalam suasana yang asam dan gigi mudah berlubang. Ibu hamil disarankan untuk tetap rutin menyikat gigi dan kontrol ke dokter gigi selama masa kehamilan atau sebelum masa kehamilan.

Mitos 10 : Tidak perlu merawat gigi anak karena nantinya akan diganti dengan gigi tetap

Faktanya : Perawatan pada gigi anak sangat penting dilakukan sejak gigi susu mulai tumbuh. Gigi berperan penting dalam proses pengunyahan makanan yang berhubungan dengan asupan nutrisi anak dan mempengaruhi tumbuh kembang anak secara umum. Selain itu, apabila anak memiliki gigi susu yang banyak berlubang juga dapat mempengaruhi perkembangan gigi tetap penggantinya.

Semoga penjelasan mengenai berbagai mitos dan faktanya ini dapat sebagai informasi.

Datang dan periksakan gigi Anda ke dokter gigi dan tanyakanlah hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan gigi dan mulut langsung pada dokter gigi Anda.

*Sumber:

rsgm.maranatha.edu

Penulis : E. Winne, drg.